Sabda tentang Kehadiran Yesus yang Kedua Kalinya

Mahesa.


Namaku Mahesa Utara. Nama yang diberikan oleh Ayah untuk mengenang halaman rumahnya waktu kecil. Ayah bilang, dia terlalu banyak berpindah-pindah tempat. Ayah juga bilang bahwa jika kita ingin mengerti arti rumah, merantaulah lebih jauh dari rumah. Mungkin kala aku dilahirkan, Ayah sudah mengerti arti rumah. Aku dan kamu mungkin masih belum tahu artinya. Tapi masih banyak waktu sampai akhir hayatmu nanti. Maka kita harus lekas mencari. Kita sebaiknya harus lekas pergi jauh dari rumah, begitu kan pikirmu? Bodoh! Kemauan untuk pergi dari rumah sama saja sepeti pikiran dari anak Punk yang trending pada jamannya. Pemikiran yang cethek. Kemauan untuk pergi, lebih tepatnya kemauan untuk melarikan dari rumah. Pergi dari rumah berarti, pergi untuk membawa suatu cerita atau apapun ketika kita kembali ke rumah. Cerita tentang susah-sedih, senang dan membanggakanmu akan kau bagikan bersama penghuni rumah. Ibu, Ayah dan saudara-saudaramu. Pergi dari rumah juga melewati pertimbangan finansial serta emosi oleh orangtua mu. Pertimbangan yang bisa saja membuat orangtua mu tidak tidur dalam tiga hari atau seminggu dan bahkan sebulan sebelum kepergian mu. Emosi yang hampir sama saat pernikahan. Saat tradisi sungkem diadakan. Perasaan tidak tega untuk melepas bocah kecilnya hidup sendiri merantau di tanah orang yang kejam dan tidak seindah yang di iklan kan di media, sosial maupun dari mulut ke mulut.

Mahesa Utara adalah nama yang memalukan untuk dunia yang modern seperti ini. Terlebih di abad seperti ini. Bocah-bocah pribumi di zaman ini sudah menggunakan nama kekinian; James, John, Abigail, Gordon, Lisa, Milly. Nama-nama yang biasa digunakan oleh anak-anak dari etnis berkulit kuning. Nama-nama yang digunakan oleh anak-anak yang lahir dengan kekayaan orang tuanya.  Tapi kekinian itu kelawasan di barat. Orang-orang Barat sudah tidak menggunakan nama mainstream seperti itu lagi. Tapi Ayah tetap bersikeras memberi alamat tempat tinggal masa kecilnya sebagai namaku. Sebagai gantinya masa kecilku penuh dengan olok-olok dari teman-teman. Pernah aku malu memperkenalkan diri dengan nama Mahesa. Lalu aku memutuskan tidak menjawab. Sampai, otak dan mulutku bersekongkol untuk membuatku semakin malu dengan nama itu. "Maut. Namaku Maut." Lalu seluruh orang yang belum mengenalku menjauhiku tanpa ingin tahu lebih dulu. Maut. Mahesa Utara. Otakku mengambil 2 awalan di setiap nama. Ma dan Ut. Mungkin itu akan terlihat lebih keren, tapi tidak. Itu terlihat terlalu psikopat untuk orang-orang era ini.

*

Avel Krustofsky, adalah pengusaha dari Russia yang memiliki mimpi-mimpi terwujudkan. Ia hidup dari mimpi-mimpinya. Di masa kecil, Avel dan adik perempuannya kehilangan kedua orangtua nya di bencana alam yang mengerikan. Ia melihat kematian orangtua nya dengan mata kepalanya sendiri. Lalu dari kejadian itulah, Ia perlahan-lahan naik untuk membuat dunia melihat dirinya dan program-program nya tentang keselamatan bencana alam. Bahkan Avel berani mengutarakan bahwa dirinya memiliki bahtera yang lebih canggih daripada milik Nabi Nuh. Sayangnya, media hanya mengetahui 3 W sederhana. Who, siapa yang memiliki; tentu Avel. What, apa yang Avel buat; sudah diutarakan Avel yaitu Bahtera. Dan Why, mengapa Avel membuat bahtera itu; karena salah satu kejadian tragis masa kecilnya. Tapi keberadaan bahtera itu tidak dijelaskan lebih lanjut oleh Avel, dimana dan berapa, atau bagaimana.

Dari kesuksesan seorang lelaki pasti ada sangkut paut perempuan hebat dibelakangnya. Sosok perempuan dibelakang pengusaha kaya raya dari Russia, Avel, bukanlah istrinya. Melainkan adik perempuannya yang selalu menemani sejak mereka berdua kehilangan orangtua mereka di bencana alam yang tragis tersebut. Mereka berdua adalah orang yang sulit sekali ditemui oleh pihak media maupun pihak resmi dari negara. Sulit memang. Tapi pertemuan-pertemuan bisa saja diatur oleh adik perempuannya. Mereka memang sulit diajak untuk berkomunikasi dengan pihak lain. Menggunakan pengibaratan, Avel adalah Allah yang memiliki dan bisa melakukan segalanya. Sedangkan saudarinya, adalah Nabi yang menyampaikan apa yang ada dalam pikiran Allah nya. Apa-apa saja yang disampaikan saudarinya ke "Allah" nya, lalu dikehendaki oleh Avel, akan terjadi. Seperti memberi makan satu daerah pasca bencana dalam hitungan jam, bantuan pembangunan kota dalam hitungan hari, dan lain sebagainya.

Dengan proses yang panjang dan merintis dari bawah perlahan-lahan bersama dengan saudarinya, Avel menjadi manusia dengan kepala termahal. Berdasarkan majalah-majalah bisnis di enam tahun terakhir, Avel lima kali berturut-turut menjadi pengusaha zillionare mengalahkan para pengusaha billionare lainnya. Bayangkan ketika kamu seorang Avel Krustofsky? Kamu memiliki total jumlah kekayaan dengan menambahkan kekayaan-kekayaan para sainganmu di bawah peringkatnya. Kabar dengar kabar, Herschel Krustofsky tersangkut kasus narkoba dan sekarang menjadi buron. Kakaknya, Avel, baru mengetahui berita tersebut ketika bahtera nya selesai dibuat. Dan keberadaan Herschel masih tidak bisa dicari. Dengan Avel yang kehilangan adiknya, lengkap sudah penderitaan Avel. Setelah itu, sosok Avel Krustofsky menghilang dengan sekejap. Otomatis media tidak bisa mencari, yang notabene menggunakan Nabi-nya, Herschel sebagai perantara untuk bertemu dengan pengusaha kaya raya itu.



Tapi... pihak polisi dan segala agensi tidak menyahihkan bahwa Herschel adalah buron karena narkoba.

*

"Mahesa? M-ma-mahesa .. ?"
Menyebalkan sekali jika kita bangun tidur dan ada orang di hadapan kita yang sok kemrungsung, iya kan? Menyusahkan.
"Mahesa? Kamu sudah sadar?"
Sadar apanya? Macam orang pingsan saja. Aku baru bangun tidur jadi tolong agak kecilkan suaramu. Anyway, ini jam berapa ya?
"Kamu tertidur dua hari, Mahesa.. Kamu baru saja melakukan operasi."

Astaga, jadi beberapa mimpi ku tentang kegaduhan disekitar tempat tidurku itu nyata? Mungkin karena aku terlalu acuh untuk mengerti atau memahami suatu peristiwa. Tapi jujur aku juga terasa begitu lelah. Mungkin dosis anestesi yang diberikan padaku terlalu nikmat kurasakan. Biasanya, segala macam anestesi yang diberikan oleh dokter, maupun penjahat yang mencoba melakukan suatu hal buruk padaku tidak akan ampuh. Sejak kecil, anehnya, aku suka bermain dengan alkohol, sampai obat tidur. Pernah Ibu memisahkan aku dari obat-obatan berbahaya itu, tapi efeknya aku tertidur (atau mungkin koma?) selama tiga hari! Untuk di era ini hal-hal macam itu sudah biasa dan lumrah adanya. Zaman dimana anak-anak kecil masuk berita karena media televisi kehabisan hal yang membuat heboh dan menutupi beberapa kasus internal negara. Sesepele media telivisi yang menayangkan acara pernikahan dari siraman sampai pesta megah sang selebriti untuk menutupi kasus korupsi para pejabat negara yang mempunyai nama besar. Sama halnya dengan beberapa bocah itu, aku salah satunya. Bocah umur 3 tahun yang menjadi perokok berat. Bocah doyan makan kerikil. Kerikil doyan makan bocah. 

"Ada seseorang yang menyerangmu tiba-tiba saat kita saling obrol."
Jadi kamu gadis yang menemani aku di taman kota dini hari itu?
"Iya.. Orang itu mabuk. Lewat ke arah kita lalu menghantam mu di bagian belakang kepala. Apa kamu punya masalah dengan dia?"
Sebentar.. Darimana kau mengetahui nama ku?
"Please.." gadis itu menggelengkan kepalanya. "Aku harus membawa mu ke rumah sakit terdekat dan aku tidak tahu namamu? Bodoh sekali aku? Aku tahu dari tanda pengenalmu."
Jika tanda pengenal ku membuatmu mengerti namaku, apa kau melihat tanda pengenal orang yang menghantam kepalaku?

Dering ponsel gadis itu berbunyi tetiba. Lalu tidak sempat dia menjawab pertanyaanku, kemudian dia keluar untuk menjawab panggilan. Sekitar 30 menit aku memilih untuk tetap terkapar, karena kepalaku tidak kuat menahan nyeri perih yang berulang-ulang. Setelah selesai menjawab panggilan ponselnya, gadis itu terlihat terburu-buru masuk untuk menyalakan televisi di hadapanku agar aku setidaknya ada kegiatan ketika aku beristirahat di ranjang, dan berpamitan dengan tergesa-gesa. "Aku akan kembali, aku pergi sebentar," katanya.

Berita yang ada di televisi cuma diulang lagi dan lagi, itu dan itu, ini dan anu. Tapi ada satu berita yang selalu sama sejak awal ada berita di televisi dari dulu hingga sekarang. Agama yang memecah belah. Imbuhan me- atau ter- sepertinya sama saja. Karena adanya Agama akan memecah belah, kepercayaan yang diajarkan akan membuat kita terpecah belah. Aku bukan seorang atheis tapi aku percaya tentang Tuhan yang mengutusku untuk hidup di dunia ini. 

"Selamat pagi. Newsflash pada pagi hari ini adalah tentang ..."
orang yang berteriak-teriak di pinggir kota. Menjelaskan tentang imbuhan me- dan ter- yang disebabkan oleh Agama yang kita anut sekarang ini. Agama yang sudah berusia berpuluh-puluh abad. Karena orasi nya yang meracau, orang itu ditahan oleh pihak berwajib sekarang ini. Tidak hanya menjelaskan kebobrokan kita, dia seperti sedang kesurupan suatu hal yang satanis atau keillahian? Kita belum tahu. Karena jika kau mendengar racauan orang yang mengaku sedang berbahasa roh, kau mendengarnya sebagai satanis tapi mereka berkata sebagai hal yang keillahian. Lalu ketika orang itu digebuki oleh polisi dan hampir mati, dengan sisa kekuatannya dia berkata.

"..akan ada yang datang dari timur pegunungan dengan pucuk berwarna putih. Membawa perdamaian bersamanya, mengajarkan cara berdoa yang baru. Orang-orang kelaparan akan dikenyangkan. Orang-orang sakit akan percaya, lalu sembuh atas dasar imannya. Pengikutnya akan semakin bertambah seiring dia melewati satu daerah ke daerah lain. Tuhan ku, Tuhan mu dan kita, Tuhan yang satu yang menciptakan kita, bukan Tuhan yang kita ciptakan, akan menyertainya."


Lalu kebebasan pers yang mereka anggap terlalu bebas menyorot orang tadi. Lalu mati. Nabi itu, mati.

Menulis itu ...

Jadi ...

Artikel ini sebagai pengganti salah satu cerita yang selalu update tiap bulan. Niatnya oh niatnya setidaknya akhir Mei 2015 sudah selesai. Tapi menurutku, aku tidak janji dan kurang berani untuk publish cerita itu. Karena apa .. ?

Karena, satu. Cerita susah selesai. Sebabnya aku menaruh dialog disitu. Dan dialog adalah salah satu kelemahanku dalam menulis. Kepiawaianku menulis dan membuat cerita di blog ini biasanya tentang keluh kesah atau cerita tentang pengalaman. Mengajak pembaca aktif berpikir bahwa dari tulisanku, aku mengajak pembaca berkomunikasi. Entah sudah begitu atau dalam tahap seperti itu aku kurang mengerti, karena kalian pembacanya.

dua. Akhir Mei 2015 adalah minggu terakhir. Minggu terakhir yang menjadi awal Ujian Praktek kenaikan tingkat ku di kampus ini.

Kenapa awal Mei tidak dicicil?
Bro, menulis tidak semudah itu. Kelihatannya menulis itu gampang. Mudah kalau pekerjaan mu sebagai penulis. Ibaratnya begini. Kamu sering mencaci maki guru, dosen, atau pengampu mu kan? Pengajar yang selalu memaksa kita untuk mahir apa yang dia ajarkan. Guru kimia selalu menuntut kita untuk mendapat nilai bagus di mata pelajarannya. Sedangkan kita masih dituntut pengampu fisika, sutradara teater, pelatih futsal dan berbagai macam kesibukan kita. Aku, berharap aku bisa menyelesaikan tulisan itu jika aku penulis. Harapanku, menulis satu artikel tiap bulannya, kemudian ku tumpuk jadi satu lalu ku ajukan ke publisher, semoga jadi novel. Pikirku......

Ada juga alasan dimana penulis selalu membutuhkan ritual. Ada penulis yang butuh rokok sebelum menulis. Itu yang simpel. Rumitnya, sampai ada pujangga yang harus dan meminta mesin ketik untuk melanjutkan maupun menghasilkan karya. Nah, aku, di segi ini, menulis dengan caraku, harus menulis dengan template blogger. Dan mungkin lagu tentu yang paling berpengaruh. Terkadang sepi sampai ramai band pengisi playlist lagu ku juga pengaruh.

Lalu ....?
Lalu untukmu, teman, menulis ada cara yang dasarannya kamu miliki. Id. Bukan Ide. ID. Identity. Ada penulis yang selalu memiliki inspirasi tentang cinta dan komedi, Raditya Dika misalnya. Atau perbedaan dan cinta yang menyemenye warna merah jambuajingan, Dwikaliantahulah orangnya. Atau Ayu Utami dalam seri Bilangan Fu yang mengisahkan tentang protes 98 (pada masa nya). Djenar Maesa Ayu, dengan sexist nya. Edgar Allan Poe, dengan cerita thriller, phsyco-analitik nya. Aku, (yang kata teman ku) seluruhnya tentang penyesalan hidup, kematian, serta kemurungan pada tokohnya.

ID, identity, itu bisa didapat dari refleksi hidup. Jadi gini, aku sosok orang yang susah mendapat apa yang aku ingin. Tidak gampang jika aku menginginkan sesuatu. Aku harus bermimpi, preparing, berjuang, lalu gagal. Lalu biasanya, tahap selanjutnya, legowo. Aku orang yang sudah terlalu legowo untuk menerima bahwa apa yang aku inginkan tidak bisa kudapat. Jadi wajar-wajar saja aku membuka olx.co.id lalu cuma seperti sekedar melihat galeri sebuah pameran virtual. Yang keywords apa di situ hanyalah sekedar pepinginan ku.

Jadi misal, kamu adalah sosok yang--anggaplah--mengerti wanita. Dari banyak mendengar curhat teman-teman perempuan mu, menasehati segala permasalahan yang ditanyai oleh mereka. Tapi kisah cintamu tidak bisa segampang yang kamu bilang ke teman teman curhat mu.

Misal lho bro............




Udah yee? Besok (28 Mei) Mulai ujian praktek mesin.