Unfinished Business Lady

Sekali-kali dari semua orang yang suka menggambar, pasti pernah membuat gambar yang menyeramkan. Deadly creepy creature. Mungkin banyak warna merah pekat yang memastikan gambar tersebut menyeramkan. Tetapi tetap keren.

Mari kuceritakan beberapa hal.. Pernah sekali ketika aku kecil, aku mendengar cerita dari teman perempuanku yang Indigo. Kemampuan untuk melihat hal-hal diluar frekuensi visual dan pendengaran dari manusia biasa. Dia sering berbicara dan terkadang tertawa kecil ketika kelas sedang dalam kegiatan belajar mengajar, bahkan tidak memperhatikan penjelasan. Anehnya ketika dia diminta maju ke depan kelas untuk mengerjakan dia tetap bisa mengerjakan, dan benar. Aku pernah bercerita tentang Dia dengan guru pengampu setelah kelas selesai, kata beliau jawabannya di papan tulis sama persis seperti yang dikerjakan di laptop guru pengampu! Bahkan berikut langkah-langkahnya pun sama. Lalu saat pre-test, Dia mendapat nilai nol. Apa mungkin sang teman ini melihat ke laptop beliau dan memberitahukan ke Dia.

Suatu hari saat aku sendirian di teras ketika hujan deras. Aku tak sengaja memikirkan Dia. Mungkin saja memang kita punya teman yang berbisik. Teman yang selalu berbisik, berusaha membantu memberikan jawaban. Teman yang berbeda frekuensi. Frekuensi visual dan pendengaran. Karena aku tidak punya frequency converter, maka aku tidak bisa berhubungan dengan 'nya'. Melamun ku lalu dikagetkan oleh adikku yang sedang kutemani menggambar. Iseng, aku mengambil beberapa pensil warna. Mulai menggambar di beberapa kertas yang sudah menjadi bola-bola kertas di lantai, karena adikku tidak menyukainya. Aku mengambil sisi sebaliknya karena masih bersih dari coretan, walaupun iya, sudah lusuh. Lalu aku mulai menggambar dan melamun.

Lamunan ku ternyata tidak menganggu sisi otak kiri ku untuk menggerakkan tangan ku menggambari kertas lusuh tersebut. Sudah terlihat berbentuk gambarnya. Seorang gadis, dengan mata pekat. Berlubang. Bola matanya hilang. Tercungkil. Lalu aku melanjutkan dengan mengambil pensil warna merah. Memberikannya darah di sekitar matanya seperti menangis. Menangis darah. Adikku berteriak menghentikan keseriusanku menggambar 'nya'. Adikku suka, katanya. It looks cool!!

Ayah dan Ibu datang, bertepatan dengan hujan yang mereda. Lalu matahari juga berubah warna menjadi oranye.



It looks like there's something pretty odd with that doodle. Aku merasakan beberapa kejanggalan seperti beberapa malam adikku yang masih bayi menangis di tengah malam. Anjingku, Lou, menggonggong pada jam 3 pagi. Dan beberapa kali Ayah mengeluh karena laptopnya suka memutar lagu syahdu. Ayah cuma bilang, sepertinya ada virus yang mengganggu laptopnya. Tapi aku tau ini janggal.

Aku merasa sudah menciptakan sesuatu yang jahat. Suatu hal yang sangat satanik. Aku mulai mencari gambar itu. Ada di laci meja belajar adikku. Aku membuangnya. Meremasnya gambar itu dan melemparnya jauh ke pohon di depan rumah. Lalu aku melanjutkan tidurku malam itu. Tapi tetap saja aku merasakan gadis itu seperti mencoba menemaniku. Ingat? Seperti 'teman' Dia di sekolah? Mungkin saja gadis itu mencoba berbisik padaku. Bertanya, dimana bola matanya? Atau, kenapa darah nya tidak kunjung berhenti? Atau kenapa aku tidak menemaninya bermain.

Beberapa hari kemudian, Ibu mencoba memetik jambu air di depan rumah. Ajaib saja kata Ibu, biasanya ini belum musimnya untuk berbuah. Tapi siapa tau ada faktor alam yang menyerbuki putik nya? Setelah keranjangnya penuh, Ibu mencuci nya dengan air, lalu menyajikannya untuk makan siang. Adikku sudah tidak sabar memakannya dan mengambil jambu air itu satu untukku dan satu untuknya. Lalu dia menangis keras, karena seluruh buah yang berada di mulutnya hanya belatung. Dan.. itu.. sangat banyak. Lalu seluruh belatung keluar dari bekas gigitan di jambu tersebut. Ibu langsung membawa adik ke kamar mandi. Membersihkan mulutnya, dan mencoba membuatnya tenang. Sedangkan aku mencoba membuka satu per satu jambu yang berada dalam keranjang, dan ternyata benar. That's all maggots in the inside all of this, Mom! I'll toss it to the trash!

Gambar itu ada di bawah keranjang.






Mungkin aku harus membakar gambar itu. Karena aku tau, dia tidak bisa kembali tanpa perantara. Dan perantara itu adalah gambarnya.









Inspired by this comic.