Manusia Terbang dan Kegoblogan

Di ujung panggung yang semarak bercahaya kelap-kelip warna primer yang saling bertabrakan menampilkan warna sekunder, serta dentuman dari sound yang dijunjung rapi oleh kaki-kaki besi, ataupun distorsi yang terdengar samar-samar tapi pasti.

Para berkerumun tertawa-tawa mendatangi kahyangan para dewa-dewa nya.

Kala itu saya untuk kedua kali nya dalam 3 tahun di "Keraton Timur" ini menonton band yang memberi inspirasi untuk menamakan nama anak perempuan saya seperti nama band mereka yang sebelumnya. Dia Jenny.
Mereka tampil memukau dengan muka sangar tapi santunnya. Oom Farid yang sangat bersahaja walau saya cuma sebatas mengagumi dari bawah panggung.

Intro mulai dilantunkan, lalu drum yang gedebugan mengikuti, hingga akhirnya petikan-petikan gitar dan bass menyambung. Serta merta mereka kesetanan. Ada yang menganggukkan kepalanya, menggerakkan kepalan nya, jab jab jab! Berteriak kehilangan sambil menggetarkan seluruh isi telak nya. Perlahan-lahan badan mereka tidak terkontrol dan ingin lepas dari segala sendi mereka, mengabaikan seluruh urat syarafnya. Ada juga yang hanya memejam dan komat-kamit setiap bait dari madah yang ditampilkan. Lalu semuanya rusuh.

Lalu satu per satu hewan yang kaki nya menapak ingin menerbangkan tubuhnya. Hewan-hewan lain mendukungnya. Mengajaknya terbang kesana kemari. Lalu aku benci dengan mereka, kujatuhkan mereka satu per satu. Satu.

Pada akhirnya, Sang Vokalis ingin terbang. Dan seakan-akan semua kegiatan hewan-hewan itu terhenti, hanya untuk ingin menopang "Tuhan" mereka.


ØØØ


Apa yang ingin kuceritakan ialah, konser dimana tempat beberapa orang menikmati musik secara Live, disalahgunakan mereka yang menikmati musik dengan berbagai cara.

Memang selalu saja ada waktu perubahan. Kala pertama, aku hadir disana untuk menikmati.
Kala kedua, aku mulai kesetanan oleh band itu. Menikmati berbagai macam kegiatan hewan. Pukulan demi pukulan.
Kala ketiga, aku hadir disana untuk mencari keringat. Menggerakkan tubuhku sendiri yang hanya diam di tempat dan tidak tersulut oleh ajakan dari semua sikut dan kepalan.
Keempat, aku sadar bahwa terlalu memalukan untuk semua itu.
Kelima, aku marah kepada semua hewan semau nya. Lalu kujatuhkan satu per satu. Ku pegang kaki mereka dan aku tarik paksa untuk kembali berpijak di tanah.

Kenapa aku harus menulis ini? Karena aku mengamati dari berbagai fans yang aku juga menyukai band tersebut.
Seperti Barasuara yang kebanyakan fansnya akan mengangkat tangan kanannya dan membiarkan lensa-lensa itu merekam seluruh isi acara. Kan kegoblogan, kan? Sebenarnya kalian itu fans atau dokumentator? Kalian tidak menyukai cara kalian hadir dalam kerumunan dan menyanyikan bersama-sama lagu mereka yang terdendangkan. Menekuk-nekukkan lutut kalian, agar tubuh kalian bergerak sesuai irama.

Tapi aku tidak menyalahkan kalian. Toh, kalau kalian semuanya begitu apa kalian yakin band yang kalian puja juga suka dengan cara mu itu?

The Stupid Jihad Men

Actually I just want to continue an Amalgamate Story. But this problem make me.


I write down. I write up.

**

Perpisahan dengan teman-teman di Yk. Tidak seberat yang kupikirkan.
Adaptasi yang dilakukan di SKA juga tidak sesulit yang dikatakan.
Tapi banyak hal yang membuatku resah.

Waktu itu, aku memakai hape dari Gusti yang mempunyai akun--what do we call?--gerakan? Movement? Aku pernah terlibat beberapa kali perkumpulan itu. Setelah itu aku pergi, pindah ke SKA.
Tweet any thoughts from my head. Any of them.
Then the chief of movement know it. She blame everyone, every person on their group.
She didn't know it was me.

Brama. The super critically boy. Mengetahui bahwa hanya ada satu-satunya orang yang memungkinkan melakukan hal ini yaitu aku.
He tried to make me come to their basecamp, 'said all of them will make all of my eye blued.
Tapi apa yang terjadi sebaliknya, memaafkan secara awkward.

Setelah itu aku memutuskan untuk tidak ke Yk, for almost a very long time.


*


Hal terakhir.
Ada berita tentang bom di Solo.
They ask me. I don't even know.
Lalu Ibuk mendapat kronologi dan foto-foto via Whatsapp.
I forwarded it, then forwarded it.
Jadi, mereka tahu situasinya sekarang.

Aku bertanya ke Anin, lalu dia mengirimkan foto muka the stupid Jihad men.
I laugh. That's not prove me I'm a crazy or somethin.
Aku tertawa karena melihat orang bodoh semacam ini lucu.
Lalu aku meneruskan foto itu.

After a minute,
of course the super critically boy, swore to me.
Said that my jokes isn't on a right place.

I'm sorry, a joke? I thought he was joking.
Aku berpikir aku meneruskan foto itu bertujuan untuk memberi info.
Itu muka orang bodoh yang ber-Jihad.
Maybe I was joking if I sent the picture with a caption: Shalom.
Is it count? Is it a joke?



Maybe 2 hours from that...
Budi mengirim foto yang sama di grup angkatan ATMI.
AND NO ONE SWORE?
Betapa mangkel nya aku.


**

Okay
Welcome to cerita pengecut.

Apa yang mau ku ceritakan bahwa aku punya banyak teman.
Dan asal tahu saja, aku tidak punya banyak teman.
Tahu maksudku?

Seperti di SD aku punya teman dekat, namanya Joseph. Di SMP kami pisah kelas, dan kami tidak sedekat dulu. Tetapi digantikan teman-teman baru. Granat.
SMA pindah di Yk, dan Granat tetap di SMG. Lalu dapat teman baru di kelas X.
Kelas XI aku sendiri yang di IPA, teman-teman hilang ke IPS, dapat teman IPA.
Dapat teman Teater, dan teman IPA.
Pindah ke SKA untuk kuliah, dan dengan berbeda ritme kuliah, sulit untuk tetap keep in touch.

What will I say is:
Aku harus selalu beradaptasi dengan lingkungan ku.
Apakah tidak semua orang tahu bahwa ada penyesuaian pikiran dan perbuatan di tempat lain.
Seperti Cak Nun yang berdialek Madura, ketika ceramah di sana.
Maybe I'm a little psycho, but come on..
Maybe I'm a little psycho because no one bats an eye to that dead men.

Maybe all of my Yk friends love to get drunk. I'm not.
Maybe my SKA friends love talk about dirty talk. Yk thinks it childish or whatever.

Don't know why, and don't care.
ADAPT.

Quadragesima

Masuk sudah kita ke masa Pra-Paskah. Masa dimana kita menyesal, ikut merasakan penderitaan, dan sebagai persiapan berkabung bagi kaum Kristiani.

Sebenarnya sebutan untuk perayaan kaum Kristiani ini sungguh ambigu, rancu dan membingungkan. Kenapa bisa? Pertama kita dari kecil sudah mengerti bahwa ada perayaan Paskah dan masa Pra-Paskah. Bagi orang Indonesia, Paskah mempunyai arti yaitu sesudah. Sedangkan Pra adalah sebelum. Contoh riil nya kita sudah fasih mendengar tentang itu di operator seluler. Ada Pra-bayar yang berarti sebelum, berarti sebelum kita menggunakan layanan dari operator kita harus membayar dahulu. Sedangkan Pasca-bayar, artinya kita membayar sesudah kita menggunakan fasilitas operator tersebut.

Nah, anehnya. Kita sebagai orang Kristiani harus mencoba berpikir arti sebenarnya Pra-Paskah yang dimaksud. Apakah yang dimaksud Sebelum-Sesudah? Apa maksudnya? Contoh bodohnya kita bersendawa sebelum makan, kita cebok sebelum buang air besar. Aneh kan? Aneh ya...

Tapi oh tapi...
Arti sesungguhnya dari Pra-Paskah adalah masa sebelum hari raya Paskah. Bahasa Latin dari Pra-Paskah adalah Quadragesima, yang berarti ke-40. Pra-Paskah masa dimana kita mempersiapkan Pekan Suci dimana kita akan mengenang 3 peristiwa suci Yesus Kristus.

Masa Pra-Paskah juga dirayakan dengan pantang dan puasa oleh kaumnya. Di Indonesia, pantang (wajib) dilaksanakan oleh seluruh umat Katolik berusia 14 tahun ke atas. Wajib berpantang pada hari Rabu Abu, setiap hari Jumat hingga Jumat Suci. Sedangkan untuk puasa Katolik (wajib) dilaksanakan oleh seluruh umat Katolik berusia 18 tahun ke atas, hingga usia 60 tahun. Aksi Puasa Katolik ini wajib dilakukan pada hari Rabu Abu dan Jumat Suci.

Untuk aturan pantang dan puasa, sejatinya Katolik tidak pernah memberikan aturan yang mengikat. Tidak seperti saudara kita yang beragama Muslim yang harus melakukan ibadah puasa lengkap dengan Sahur dan Buka Puasa. Tetapi Katolik cenderung membebaskan aturan berpuasa kepada sang pelaku puasa Katolik.

Saya pernah sih bertanya ke berbagai narasumber, bahwa inti dari Pantang adalah mengurangi nafsu kita. Semisal perokok berat sebaiknya melakukan pantang rokok. Atau mungkin orang yang suka manis, sebaiknya melakukan pantang gula. Atau bocah yang masih suka jajan, sebaiknya melakukan pantang jajan. Toh hasil dari pantang yang dilakukan justru memberikan hal positif. Seperti perokok berat yang (mungkin) bisa berhenti merokok. Anak menjadi berhemat. Dan juga bisa mengurangi potensi diabetes bagi orang yang suka manis.
Itu kalau Pantang. Selanjutnya tentang Puasa Katolik. Puasa kita adalah ibadah yang tidak berat. Makan pun tetap makan. Minum pun tetap minum. Kita sebagai umat Katolik dianjurkan untuk Puasa 1X makan kenyang. Bukan berarti makan hanya sekali, melainkan kita makan seperti biasa, tetapi tidak boleh semua kenyang. Kalau saya biasanya sampai kembung, karena untuk mengganjal lapar saya lebih memilih minum. Susah juga ternyata.

Jadi bisa kita simpulkan bahwa:
1. Pantang dan Puasa Katolik tidak terikat oleh aturan.
2. Pantang dan Puasa Katolik tidak berat.
3. Pantang dan Puasa Katolik boleh diperberat sesuai kesanggupan umat.

Jadi mungkin itu saja sih, cerita-cerita tentang Pekan Suci ini.



Salam! Syarbel!