The Stupid Jihad Men

Actually I just want to continue an Amalgamate Story. But this problem make me.


I write down. I write up.

**

Perpisahan dengan teman-teman di Yk. Tidak seberat yang kupikirkan.
Adaptasi yang dilakukan di SKA juga tidak sesulit yang dikatakan.
Tapi banyak hal yang membuatku resah.

Waktu itu, aku memakai hape dari Gusti yang mempunyai akun--what do we call?--gerakan? Movement? Aku pernah terlibat beberapa kali perkumpulan itu. Setelah itu aku pergi, pindah ke SKA.
Tweet any thoughts from my head. Any of them.
Then the chief of movement know it. She blame everyone, every person on their group.
She didn't know it was me.

Brama. The super critically boy. Mengetahui bahwa hanya ada satu-satunya orang yang memungkinkan melakukan hal ini yaitu aku.
He tried to make me come to their basecamp, 'said all of them will make all of my eye blued.
Tapi apa yang terjadi sebaliknya, memaafkan secara awkward.

Setelah itu aku memutuskan untuk tidak ke Yk, for almost a very long time.


*


Hal terakhir.
Ada berita tentang bom di Solo.
They ask me. I don't even know.
Lalu Ibuk mendapat kronologi dan foto-foto via Whatsapp.
I forwarded it, then forwarded it.
Jadi, mereka tahu situasinya sekarang.

Aku bertanya ke Anin, lalu dia mengirimkan foto muka the stupid Jihad men.
I laugh. That's not prove me I'm a crazy or somethin.
Aku tertawa karena melihat orang bodoh semacam ini lucu.
Lalu aku meneruskan foto itu.

After a minute,
of course the super critically boy, swore to me.
Said that my jokes isn't on a right place.

I'm sorry, a joke? I thought he was joking.
Aku berpikir aku meneruskan foto itu bertujuan untuk memberi info.
Itu muka orang bodoh yang ber-Jihad.
Maybe I was joking if I sent the picture with a caption: Shalom.
Is it count? Is it a joke?



Maybe 2 hours from that...
Budi mengirim foto yang sama di grup angkatan ATMI.
AND NO ONE SWORE?
Betapa mangkel nya aku.


**

Okay
Welcome to cerita pengecut.

Apa yang mau ku ceritakan bahwa aku punya banyak teman.
Dan asal tahu saja, aku tidak punya banyak teman.
Tahu maksudku?

Seperti di SD aku punya teman dekat, namanya Joseph. Di SMP kami pisah kelas, dan kami tidak sedekat dulu. Tetapi digantikan teman-teman baru. Granat.
SMA pindah di Yk, dan Granat tetap di SMG. Lalu dapat teman baru di kelas X.
Kelas XI aku sendiri yang di IPA, teman-teman hilang ke IPS, dapat teman IPA.
Dapat teman Teater, dan teman IPA.
Pindah ke SKA untuk kuliah, dan dengan berbeda ritme kuliah, sulit untuk tetap keep in touch.

What will I say is:
Aku harus selalu beradaptasi dengan lingkungan ku.
Apakah tidak semua orang tahu bahwa ada penyesuaian pikiran dan perbuatan di tempat lain.
Seperti Cak Nun yang berdialek Madura, ketika ceramah di sana.
Maybe I'm a little psycho, but come on..
Maybe I'm a little psycho because no one bats an eye to that dead men.

Maybe all of my Yk friends love to get drunk. I'm not.
Maybe my SKA friends love talk about dirty talk. Yk thinks it childish or whatever.

Don't know why, and don't care.
ADAPT.