Pengecut Bercerita

Ikhlas

Terkadang,
keikhlasan diawali dengan

"Yoweslah."

Puisi
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke Facebook

Leave a Reply

Post navigation

Next »
« Previous

NB:

Sayang sekali ini semua tentang tirani. Kami harus bahagia sebagai alat konglomerasi. Siapa tak butuh teknologi. Frase palsu sejarah kami. Orasi kemerdekaan abad ini. Terbungkus rapi oleh lebel-lebel. Para negara ketiga mengamini. Sedangkan Paman Sam menertawai. Dari makanan bergizi sampai transportasi. Konsumsi konsumsi konsumsi. Tentu kita akan lebih kenyang. Jika Apple dan Blackberry hanya tetap menjadi buah...

-hero discussion

Categories

  • Amalgamate (3)
  • Cerita (58)
  • Cerpen (4)
  • Dini Hari (31)
  • Granat (1)
  • Kecut (31)
  • Memo of Love (5)
  • Poe (4)
  • Puisi (50)
  • Sri Wedari (3)
  • Surga (42)

Archives

  • ►  2016 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2015 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2014 (50)
    • ►  Desember (12)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (10)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ▼  2013 (67)
    • ►  Desember (5)
    • ▼  November (9)
      • Ikhlas
      • Hujan
      • Dusta Nista
      • Tiga Tikus.
      • Keluh-kesah, Resah-mendesah
      • The Strange Feeling to Love Ourself
      • Penuntut Dituntut
      • Badut yang Marah
      • Jangan Paku Pohon
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (7)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (8)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2012 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (2)
Vintage Camera Theme by Caroline MooreCopyright 2012 Vintage Camera
Converted by LiteThemes.com

Menu

Skip to content