Mendung

Indah semuanya indah tak berbatas. Jangan bayangkan semuanya hina. Kehinaan itu tercipta karena kita berpikir itu hina. Apa kau tahu kalau ada orang-orang yang menganggap hina, tapi dari kehinaan yang mereka anggap ada sebagian orang lain menganggap kehinaan itu indah.

Susah?
Sepertinya aku perlu mempermudah. Ada orang yang benci takut terhadap ruangan luas, Agoraphobia. Sedangkan sebagian orang beranggapan luas itu menyenangkan.

Aku menulis di hari dimana sejak pagi sampai nanti langit gelap terpenuhi awan mendung yang bersesakan dalam angkasa yang luas. Angin berjalan terburu-buru membuat kita melihat ranting pohon kecil terhuyung-huyung ke utara. Debu berterbangan, tapi tidak menyakitkan. Batu pun bisa tergeser karena ulah angin yang kemrungsung. Di mana pukul sebelas yang seharusnya terang kadang panas menjengkelkan membuat kamarku masih gelap dan memerlukan sumber cahaya dari lampu yang biasa berhubungan dengan arus AC-DC itu.

Ibu ibu pasti akan takut mengeringkan cucian bajunya di pagi ini karena mereka takut kehujanan. Ayah ayah juga takut beraktifitas seperti membenarkan sesuatu di luar rumah karena takut ada apa-apa nantinya. Anak anak terlalu nyaman dengan tivi dan semakin sejuknya rumah.

Di sini aku menikmati pemandangan dari celah sempit tak seluas ruangan di kamar ini. Menyelesaikan lalu berlari menghela nafas di luar. Mengharap mendung ini selalu hadir di setiap hari. Setidaknya sehari ini.

Aku menyukainya mencintai mendung pagi ini. Kalau kau beranggapan kau gelap kau mendung, aku menyukaimu mencintaimu.

akhir november

Leave a Reply