Melankolis Tragis

Mungkin hanya beberapa orang yang akan mengerti maksud dari judul yang terpilih itu. Karena saya orangnya phlegmatis dan terkadang melankolis perihal cinta, nah sepertinya blog ini akan kembali ke blog lama lagi. Damn!

Dari pertama ceritanya cuma sekedar cerita dan stimulus yang diberikan cukup nikmat, walaupun sebenarnya respon sebagai kelanjutan stimulus itu terlalu tinggi. Ekspektasi terlalu tinggi, realita nihil. Yaah, namanya juga kasmaran diam-diam, datang perlahan dan mati perlahan.
Gadis yang sejak kecil dimanjakan oleh kelimpahan materi yang dimiliki orang tuanya, mungkin memang belum cocok untuk kaum sederhana-hina macam aku ini. Sebelum kuteruskan perjuangan, dan ternyata malah didahului oleh lelaki yang mungkin satu kaum seperti gadis itu. Kisah-kisah cinta zaman dulu pernah berkata bahwa materi bukanlah segalanya untuk urusan cinta. Holy shit! Untuk ukuran zaman ini? Materi sangat pengaruh terhadap suatu relasi/hubungan yang tercipta.
Penampilan fisik yang terlalu tua, menjijikkan, semacam seorang lelaki berkepala tiga, mungkin juga penghalang. Ada beberapa teman yang usul untuk cari wanita sebaya.. Ya, maksudnya wanita berkepala tiga lebih cocok untuk fisik tua seperti ini.

Pernah berkata bahwa belum mau kembali berurusan dengan cinta, tapi realita berkata lain. Rasanya sekolah homogen dengan para sejenis brengsek terkadang membuat bosan. Well, sekolah homogen, lawan jenis dari sekolah kami terkadang menjanjikan, tapi semua jaim dan akhirnya berakhirlah perjuangan ini.

Tambang, pisau, pistol dan beberapa peluru
masing-masing dari mereka saling berteriak
macam pedagang menawarkan suatu produk

Frustasi oleh cinta
depresi oleh kasih tak sampai

Gadis itu berlimpah materi orang tuanya
Sedangkan aku hanya kaum sederhana hina

Tawamu, kuharapkan
Senyummu, kunanti
Manjamu, kurindu

Bulan terlalu biru
Malam ini ramai
diramaikan oleh barang-barang yang berteriak di kepala ini
semacam para tentara yang kehilangan keluarganya
Sama disini

Jika kau punya pistol, tembakkan di pelipisku
Jika kau punya pisau, hujamkan ke jantungku
Jika kau punya tambang, ikat leherku dan gantungkanlah

"TOLOL!
Terkadang mati tak semudah itu!"
Kaumku menyadarkan
dan sekarang hanya tawa sinis yang ku lontarkan
Barang-barang itu akan berguna nanti
mungkin lain kali

~Yombie Yang Maha Tahu, Maha Tempe dan Maha Gembus

Leave a Reply