Dialog Bapak dengan Anak, Dulu.

Bapak masih ingat aku pernah tanya tentang St. Virgil?
Nah aku juga sempat ingat dengan Virgil dan Dante di cerita Devil May Cry 3.
Apakah Virgil itu benar-benar nama orang kudus, atau ada kisah dengan menggunakan nama Virgil?

Satu lagi, Stephen Hawking pernah bilang "Tuhan tidak pernah ikut campur dengan pembuatan Tata Surya".
Kalo menurutku, itu cukup masuk akal. Beberapa minggu setelah kata-kata itu, Dia (Hawking) bicara lagi "Surga itu tidak ada! Surga hanya sebuah imajinasi di saat manusia hidup. Bagaimana manusia bisa berimajinasi lagi tentang surga? Sedangkan ketika manusia mati, otak manusia tidak lagi bekerja"

Nah, itu yang aku bingungkan. Apakah selama ini yang aku terima tentang keindahan-keindahan surga, kehebatan Tuhan itu cuma semata-mata doktrin dari Agama masing-masing?
dan jawaban Bapak saat itu ...

Santo Virgil tercatat dalam sejarah, juga ada peninggalan fisik berupa katedral, seperti yang Bapak kirim dulu. Ada tokoh bernama Dante yang menulis puisi epik berjudul Divine Comedy. Imaginasi penulis biasanya berangkat dari fakta dasar, tetapi bisa meliar sampai melewati batas akal dan membingungkan atau menyesatkan pembacanya. Kristen terus menyelidiki isi Injil. Sebagian sampai bahkan kehilangan keyakinannya semula, sebagian bisa menalar keyakinannya, sebagian lain beralasan bahwa Iman tidak bisa di-Nalar dan tetap bisa menerima "keterbatasan" Injil. Konsep Trinitas (Satu Allah, Tiga Pribadi), misalnya, bagi psikologi modern adalah Schizophrenia (salah satu bentuk masalah jiwa yang sering dianggap sama seperti kegilaan.)

Hawking adalah ahli fisika terkenal, begitu juga Einstein. Mengapa dua tokoh pemikir besar bidang studi yang sama bisa berpendapat berbeda? (Lihat kembali file mengenai perdebatan Einstein dan dosennya di MIT.) Tuhan Bapa yang tidak teridentifikasi, kita kenali dalam kehadiran Yesus (lihat bacaan misa Kenaikan Isa Al Masih.) Dan Allah Putra itu sudah mengingatkan bahwa kehadirannya akan menyebabkan pertentangan. Percaya/ Tidak Percaya akan keberadaan Tuhan, menurutku, adalah bentuk yang tidak spesifik dari pertentangan Percaya/ Tidak Percaya kepada Kristus.

Tuhan tidak pernah memaksa manusia untuk percaya, melainkan membuka peluang bagi manusia untuk menggunakan akalnya guna menerima atau menolak Dia, dengan konsekuensi Surga/ Neraka yang kehadirannya pasti ditolak oleh yang menolak Tuhan. Carl Gustav Jung, tokoh psikoanalisis selain Sigmund Freud, menjawab "I know God exists," ketika ditanya apakah dia percaya kepada Tuhan. Perhatikan jawabannya! "I know/ Saya tahu", bukan "Ya, saya percaya," atau "Tidak, saya tidak percaya." (Padahal psikoanalisis, terutama Freud, cenderung menitikberatkan permasalahan manusia pada bawah sadar/ subconscious.) Masalahnya, Jung pernah mengalami sendiri out-of-body experience, dan pengalaman batin itu mendasari jawabannya di atas.

Kalau diperpanjang, terkait konsekuensi menerima/ menolak Tuhan, terutama pada saat kita tidak yakin akan keberadaan Tuhan, adalah memanfaatkan "kemungkinan." Buatlah matriks Sekarang percaya/ tidak percaya, dan Ternyata Tuhan Ada/ Tidak Ada.

(1) Sekarang tidak percaya dan ternyata Tuhan tidak ada berarti tidak rugi juga tidak untung.
(2) Sekarang tidak percaya dan ternyata Tuhan Ada, berarti Neraka (rugi).
(3) Sekarang percaya dan ternyata Tuhan Ada, berarti Surga (untung).
(4) Sekarang percaya dan ternyata Tuhan tidak ada, berarti tidak untung juga tidak rugi (karena kamu percaya!)

Setidaknya itu yang kuingat pembicaraan dengan Bapak saat aku berumur jagung itu. Saat itu, aku sudah termakan dengan fakta-fakta dimana aku sulit untuk memikirkan Tuhan, dimana aku sudah memilih untuk jarang ke Gereja dan lebih penting istirahat di kamar, karena kehidupan saat itu membuatku pening, dan itu sangat penting!

Leave a Reply