Kerugian Murah.

Hampir sebulan lalu, kami baru saja berganti pacar, ketika sebenarnya kami tidak ingin berpisah dengan mantan kami. Tetapi semacam Ibu-tak-pernah-hamil mantan kami mencari masalah, lalu kita memutuskan mencari yang namanya hampir sama, bedanya cuma ada digit di belakangnya.

Harapan yang sangat tinggi sudah kami gantungkan untuk mereka yang mendapat kesempatan bersama kami. Kami saling mengincar dan sharing mana saja yang akan di-eksekusi, maksudnya agar tidak ada crash satu sama lain. Dan beberapa pacar kami mundur dengan alasan-alasan yang wagu dan asu.

Permainan yang kami mainkan bersama sudah cocok. Lalu lambat laun sifatnya keluar yang asli. Murah. Kami yang terbiasa mengusahakan, mengejar, eh malah kita yang dikejar, diusahakan. Nahlo?

Murah yang biasanya di-stereotype-kan dengan keuntungan, tapi malah berkebalikan. Ya, kami mengalami kerugian. Belum jelas? Pikirlah lagi. Kami juga berharap tak ada yang merasa tersindir, toh intinya kami tak pernah menyebut nama. Karena sejatinya Kecut itu kata dasar dari Pengecut.

Sekian. Saya tidak ingin share semuanya, toh kami sebagai kelompok senior sudah membicarakan hal ini. Dan. Kami. Jijik. Jadi intinya kerugian murah itu .. jijik.

Wassalam!

Leave a Reply