Poe

Aku ingin menulis sebuah novel yang berbeda dengan novel-novel Indonesia biasanya. Aku sudah memiliki pikiran ini sejak umurku masih--kira-kira 13 tahun--belum layak berpikiran seperti ini dan aku sudah mempunyai satu folder khusus untuk penulisan novel ini. Belum kupastikan apa judulnya, tapi kemungkinan nama Caesar, Caesarion maupun Ptolemy akan masuk di cerita-cerita dalam novel ini.

The Emptiness. Album dari Alesana yang membuatku tertarik menulis novel. Dari sekedar mendengar lagu-lagu tersebut, sampai aku menemukan sebuah kebenaran dimana 12 lagu-lagu tersebut saling berkaitan dan membentuk sebuah cerita yang satu. Dennis Lee, growl vocalist, yang menulis cerpen itu sebelum mereka membuat album tersebut.

Dari cerpen yang ditulis Dennis Lee itu pula, aku mencari-cari bahwa ada faktor P, mengapa Dennis Lee menulis cerpen itu.. Dikatakan bahwa Dennis Lee juga tertarik oleh cerpen Edgar Allan Poe. Faktor P, ya faktor Poe. Nah, dari situ aku memulai pencarian cerpen-cerpen milik Poe sebagai referensi, yang nantinya menuntunku dalam penulisan novel ini.

Ayah membantai keluarganya sendiri macam kepala suku yang membantai klan yang diciptakannya sendiri. Dia membunuh semua yang dia lihat. Mulai dari perempuan yang dia lihat pertama kali saat ...


Hari itu aku juga belajar bentuk tubuh manusia. Luar dalam. Karena saat itu juga aku baru melihat secara nyata apa itu kolon, apa itu usus halus. Kolon, itu dipakai untuk membunuh semua saudariku. Menggantung mereka semua hingga kehabisan nafas. Tercekik oleh jonjot-jonjot penyerapan pencernaan itu....

Itu dua potong cerita dalam novel yang kelak akan di-publish dan membuat perbedaan sastra di negara ini. Selain itu, aku membuat label Poe untuk nantinya sebagai latihan menulis cerita Horror Gothic yang menyinggung tentang kerusakan psikologi orang..

Leave a Reply