Dusta Nista

Isak tangis cakrawala
Menggetarkan kesedihan dunia


Duh Gusti, apa salah hamba?
Ketika ku berdiam menghisap jemari
meratapi ketololan diri

"Apa arti cinta?" tanya adik.
Entahlah, dik.. Kamu tidak nyata.
Emas matahari menutup pagelaran siang
kilau perak bulan yang menyeruak,
mengukuhkan kekuatan malam.

"Dia gadis yang khas, bukan?" tanya sahabat.
Entahlah, sobat.. Kamu itu maya.
Dingin angin malam tertusuk,
tusukan kegalauan diri seorang lelaki.

Aku rela mengakhiri,
dengan harapan memulai.

Dusta nista, lelaki pada wanita.
Sahih..
Sahih benar!

Mungkin hanya ingin..
Tapi masih 'mungkin.'

Leave a Reply