Siklus Cacing

Lihatlah diriku. Semakin buruk saja. Ketika aku kecil aku dekat dengan keluarga dan orangtua. Lama-kelamaan semuanya hilang ketika memasuki masa bernama ABG (anak baru gede), aku tidak menyukai untuk dekat dan terlalu dekat dengan orangtua bahkan keluarga. Lucu sekali. Bahkan aku tidak tahu mengapa aku begitu.

Masa ABG aku lebih dekat dengan teman-teman. Tidak, bukan sahabat. Aku sepertinya tidak punya sahabat. Lihat masa-masa itu. Bahkan aku orang yang tidak bisa apa-apa tanpa teman. Pengecut lahir.

Lalu melanjutkan studi di luar kota. Aku sendiri, tapi masih dalam masa sebelumnya. Tak berkutik tanpa teman-temanku. Tahun kedua di luar kota mulai muncul masa baru. Pudar sudah. Sendiri, kesendirian, tanpa siapapun. Aku beberapa kali lebih suka dengan masa ini. Antara dijauhi atau sebaliknya? Aku yang menjauhi kah? Ingat saja perbedaannya. Aku lebih cuek setelah di luar kota dibanding ketika aku di kota asal. Banyak yang bilang begitu.

Apa yang aneh? Kenapa bisa berubah? Seperti siklus cacing, dari panjang lalu terpotong-potong. Tapi masih ada kemungkinan memanjang lagi.
Aku harap ini cuma siklus.. Aku harap..

Leave a Reply