Trialog? Debat tentang Generasi.

Memiliki posisi atau jabatan yang layak itu sangat dicari-cari oleh orang. Kecuali orang itu memang terlahir sebagai bayi dalam keluarga terpandang. Misal saja aku lahir dengan nama Soekarnoputra, Soeharto ataupun Bakrie di nama belakangku sudah pasti aku mendapat tempat di negara ini.

Gusti dan aku suka membahas tentang suatu permasalahan, lalu mencari titik salahnya dan kalau bisa kami tarik kesimpulan. Pernah suatu waktu permasalahan yang kami bahas sudah kami tarik kesimpulan, tapi tetap saja tidak bisa terselesaikan. Lalu hampir satu minggu, Brama kebetulan juga diajak untuk berefleksi.

Permasalahannya tentang bagaimana seseorang bisa dipandang.

Awalnya Gusti hanya bercerita tentang nakalnya anak muda zaman sekarang. Berbeda dengan zaman dulu, Gusti berkata, saat kita (kami) masih bocah tolok ukur suatu kenakalan adalah saat dimana kita berkumpul dengan anak-anak begundal. Anak-anak merokok, pemabuk, tapi tidak menggunakan obat saat itu. Di mata orang tua, anaknya yang berkumpul dengan begundal-begundal seperti mereka akan dimarahi habis-habisan. Mereka takut dengan pergaulan yang aneh-aneh.

Lalu titik dimana semuanya jungkir balik, ndas nggo sikil; sikil nggo ndas semuanya berubah. Remaja-remaja zaman itu beberapa sudah menjadi orangtua dan mereka mulai bisa disebut dengan penganten baru, orangtua baru. Permasalahan saat ini berbeda. Rokok dan alkohol sudah biasa di mata orang tua, dengan alasan mereka juga pernah mengalami. Parahnya, dengan segala pemakluman itu, generasi setelahnya semakin rusak. Entah clubbing, free sex, cheat on partner itu sudah terkenal di generasi ini. Sayangnya, para orangtua yang masih muda itu kebanyakan ingin menempatkan dirinya sebagai teman bagi anak-anaknya. Maka tak jarang kita jumpai segala macam jenis selfie oleh Ibu dan anak gadisnya, misalnya. Sering pula kita jumpai segala macam tweet, status, atau personal messages yg tertulis: Happy Birthday Mom! Happy birthday dad! Lalu segala jenis ABG akan memberikan 'sok perhatian' pada para pelaku itu.

Menurutku, generasiku, teman-teman seusiaku merupakan angkatan titik balik dari jungkir baliknya zaman. Ampasnya, hampir semua adik-adik sudah biasa-biasa saja mengalami party, clubbing, dugem, mabuk, dan rokok. Teman-temanku saat seusia kalian (satu-dua tahun dibawah) masih tabu untuk terang-terangan mengaku bahwa sudah pernah merokok, mabuk, bahkan dugem yang paling tabu. Lah sekarang? Mengakulah.

Awalnya kami langsung berpikir itu mulai menjadi gengsi bagi mereka. Tapi Gusti mengatakan bahwa tidak sedangkal itu. Aku mengiya. Brama cenderung menjadi tokoh Bilung ataupun Bagong. Gusti mengatakan bahwa seseorang itu selalu ingin dipandang.


"Menurutmu, apa yang membuat lelaki diberi apresiasi, semacam respek?" Ga tau, jawabku. "Kalo menurutku Otot dan Otak." Benar-benar saja, aku mengiya. Siapa yang tidak akan menghormati Preman dengan tubuh kekar mengerikan? Siapa yang tidak menghormati seorang penemu seperti Einstein?

"Tapi ya nggak bisa kalo sesepele itu. Kalau cuma otot tapi dia goblok? Si A misalnya, dia kekar tapi setiap pelajaran selalu tidur. Lumrah saja kalau dia diolok-olok." Brama memberi pernyataan.

Nah! Justru itu harus Otot dan Otak, sahutku. Si B badannya bagus dan dia pintar. Siapa yang mengejek dia?

"Tapi dia Cina!" sahut Bilung sambil terkekeh. "Ooh itungannya 'dosa asal' ?" tanya Gusti

Untung Tuhan menciptakan Adam dan Hawa bukan Cina, kataku. Lalu kami terkekeh bersama.


Kalau misal perempuan? Aku kira gengsi. Mungkin ada gadis yang gengsi dengan ini-itu. Aku facial, aku punya smartphone layar besar, aku rajin selfie, aku pernah clubbing, aku pernah mabuk, aku pernah ngrokok, aku pernah free sex (ekstrimnya), lalu sebagai perempuan yang lain tidak mau kalah. Lalu dengan cara-cara tabu bagi seorang perempuan itu mereka melakukannya semata-mata untuk gengsi dan dihargai.

Aku selalu berkata bahwa seorang pesimistis selalu memikirkan hal terburuk. Ya, aku melontarkan pernyataan ini:
Bagaimana kalau misal kau punya anak perempuan, lalu anak gadismu itu sebegitu nakalnya sampai-sampai kau tidak berani meladeninya?
Itu sempat terngiang-ngiang di kepala Gusti. Aku menjawab sendiri bahwa sejatinya aku tidak ingin memiliki anak perempuan. Toh kalau misalnya aku menikah. Lucu juga kami berpikiran terlalu jauh. Kekanak-kanakan? Tidak, kami futuristik.


Aku pernah mendengar seseorang membacakan tweet kurang lebih begini:
Di Indonesia, TK disodomi, SD ngeroyok temennya sampe mati, SMP bikin skandal video seksual, SMA tawuran. Oh indahnya negeri ini.

2 thoughts on “Trialog? Debat tentang Generasi.

  1. Agen Slot Terpercaya
    Agen Situs Terpercaya

    88CSN game online yang lagi hitz dan banyak dimainin anak-anak muda sekarang lho,
    Kamu Jangan takut, game Online yang satu ini Aman dan Mudah dimainin Kok.


    atau hubungi kontaknya di Contact Kami:
    WA : 081358840484
    BBM : 88CSNMANTAP
    Facebook : 88CSN
    WWW.WES88.COM

    Ayo Cobain, selain Seru , juga menguntungkan lho
    Game mana lagi yang bisa ngehasilin Uang Asli
    Let's Play together

    BalasHapus
  2. Situs Judi Slot Online Terpercaya yang menyediakan permainan slot online dengan minimum taruhan paling murah

    https://taruhanslot.net/play1628-judi-slot-game-gold-dragon-gampang-menang/

    Link Official Bolavita : http://159.89.197.59/
    Telegram : +62812-2222-995
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus