Vivere nella nuova vita

Vivere nella nuova vita | Live in the new life | Hidup di kehidupan yang baru | Urip ning donya anyarku | العيش في حياة جديدة

Sakjane, mbok tenan aku males nulis.. Sebenernye males banget buat nulis sesuatu, padahal bulan sebelumnya kosong ga ada satupun tulisan yang tertulis disini. Namanya juga selo. Sekedar mau menyimpan memori di suatu Cloud, bahwa ...


Hell Yeah
Three Times in a row.

Sebelumnya, H-1 berkumpulnya lagi para bedebah (begitu aku menyebut kami). Nama ku, dan nama lelaki tertua di foto itu menjadi trending topic dan itu salah satu yang membuatku shock. How can I grow with the same situation every fuckin' year?

Dan .. ? Selalu ada saja kemarahan lelaki itu yang membuat jengkel--bukan jengkel sih, semacam wagu melihat cara marahnya yang lucu dan.. ya.. wagu--kami para 'anak-anaknya,' katanya. Dimana beliau marah dan menganggap kami sebagai murid, lalu di jam berikutnya dia mengatakan ingin menyelesaikan sebagai 'bapak' kami. Wagu kan? Bagaimana bisa orang marah dengan dua kepribadian? Dengan topik yang sama pula! Oh ya, china-boy berbaju batik ungu di sebelah kiri beliau, adalah korban ke-wagu-an nya tahun ini. Setelah sebelum-sebelumnya memakan banyak korban.

Baiklah, bukan cuma itu yang akan kubahas.. Tidak baik juga menyimpan Cloud negative.

Intinya aku bersyukur masih bisa merasakan tegangnya kelas puncak di High School ini. Lalu selanjutnya, akan memulai gambling dalam menentukan kehidupan. Beberapa dari mereka sudah jelas, dan sudah diperkirakan masa depannya. Beberapa dari kami belum jelas kehidupannya.

Semoga, Dewi Fortuna dan hal lain sebagainya membantu kami.

Teachers don't care about what we do. We dont even hear them.
In their eyes we are always wrong. That’s why we always cheat them-Cognition, The SIGIT

Leave a Reply